Ahad, September 27, 2015 | September 27, 2015 | 0 Lovers
Saat ALLAH mencintai seorang hamba,mengasihi seorang hamba.Allah swt mengisytiharkan nama dilangit.
Bagaimana?
"wahai jibril!! ALLAH swt
panggil jibril A.S
"wahai
jibril,aku mencintai seorang itu." tak cukup dengan itu ALLAH swt perintah
Jibril A.S memanggil para malaikat lalu
ALLAH swt mengisytiharkan lagi. Dinukilan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a:
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنَّ اللَّهَ إِذَا
أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ
فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ
فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري)
Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang
hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku
mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu
Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai
penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah
dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian
orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR.
Bukhari).
Saat
Allah mencintai seseorang,
Tempat
pertama menerima sentuhan cinta ialah hati..
Disitulah
Allah melenyapkan segala rasa putus asa
kemudian diganti dengan harapan dan keinginan untuk berubah...
Ketika Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya
cukup mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh
penjuru makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi?
“إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ
جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ”
“Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia, lalu jibril
pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di langit!”
فَيَقُولُ (جبريل): إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ
يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ.
Maka Jibril pun mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para
malaikat, para nabi, para wali Allah dari kalangan jin dan manusia,
“Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh
kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai segenap makhluk Allah di
muka bumi ini.”
Jika seseorang telah dicintai oleh Allah, maka
hidup ini terasa tenang, damai, dan tentram penuh kasih sayang, perlindungan
dan rahmat-Nya Ta’ala. Apa yang diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan
terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho
dan perlindungan-Nya dari siksa api neraka. Enak ga’ jadi orang kaya gini?
Pasti doong… Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah SWT berfirman:
“من عاد لي وليا فقد آذنته بالحرب”
“Orang yang telah menjadi kekasih-Ku, maka
aku akan selalu siap membantunya”
Siapakah Wali atau kekasih Allah itu?
“اَلاَ إنَّ أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذين آمنوا وكانوا
يتقون”
“Ketahuilah sesungguhnya para waliyullah tidak
merasa takut dan sedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu
bertaqwa”. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya dalam Hadis Qudsi tadi:
“وما تَقَرَّبَ إليَّ عبدي بشيئ أَحَبَّ إليَّ مما افترضتُهُ عليه ولا يزال
عبدي يتقرَّبُ اليَّ بالنوافلَ حَتَّي أحبَّه فإذا أحببتُهُ كنتُ سمعَه الذي يسمع
به وبصره الذي يُبْصِرُ به ويَدَهُ التي يَبطِش بها ورجلَه التي يَمشِي بها ولإن
سألنيْ لأُعطينَّه ولإنِ استعاذَ بيْ لأُعيذنَّه.”
Allah SWT berfirman, “Tidak seorangpun hamba
mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling aku cintai, melainkan
dengan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Hambaku adalah orang yang selalu
mengerjakan ibadah-ibadah nawafil (amalan-amalan sunnah) sehingga aku
mencintainya. Ketika aku telah mencintainya, maka akulah yang akan menjadi
telinga yang dia gunakan untuk mendengar, mata yang dia gunakan untuk melihat,
tangan yang dia gunakan untuk memukul, kaki yang dia gunakan untuk berjalan.
Jika dia meminta kepada-Ku, pasti aku berikan, dan jika dia butuh
perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.”
Melalui Hadis Qudsi ini, kita bisa memahami
bahwa seorang hamba yang sangat istimewa di hadapan Allah SWT adalah seorang
hamba yang mampu memadukan antara suatu kewajiban (fara`idh) dengan amalan
sunnah (nawafil) . Tidak ada artinya amalan sunnah, atau ibadah-ibadah yang
sifatnya sekunder di saat hal-hal yang lebih wajib ditinggalkan. Kita
mengerjakan sholat sunnah Dhuha atau shalat Qobliyah dan Ba’diyah misalkan,
tetapi harus juga dengan tidak meninggalkan kewajiban sholat yang lima waktu
yang fardhu. Kita menunaikan haji ke Baitullah untuk yang ke sekian kalinya,
tetapi juga harus dengan melihat apakah orang-orang miskin disekeliling kita
sudah tercukupi semua. Jangan sampai kita selalu melaksanakan ibadah sunnah
yang dianjurkan oleh baginda Rasulullah Saw, tetapi kita tidak menjaga tali
silaturrahmi yang wajib.
Agak-agak tenang kah hidup kita begini, apabila
ALLAH swt mengisytiharkan nama kita dihadapan para malaikat dan seisi
alam.justeru biarkan dunia tidak menerima tapi bila ALLAH swt berikan keredhaan
itu sudah dimiliki maka itu tidak penting.
Label: aku sayang Allah, ayat2 cinta, Hidayah ALLAH